Diberdayakan oleh Blogger.

Harga Pagar, Railing Tangga, Kanopi, Balkon, Tralis

1. PAGAR BESI



Pagar besi hollow 4x4 tebal 1,6mm
hollow 2x4 tebal 1,4mm
Jarak jari-jari 5cm
Rp,390,000 s/d 450,000/m

Pagar besi hollow 4x4 tebal 1,4mm
hollow 2x4 tebal 1,4mm
Jarak jari-jari 5cm
Rp,350,000 s/d 400,000. /m

Pagar besi hollow 4x4 tebal 1,2mm
hollow 2x4 tebal 1,2mm
Jarak jari-jari 5cm
Rp,300,000 s/d 350,0000 /m


2. RAILING TANGGA



Pagar besi hollow 4x4 tebal 1,6mm
hollow 2x4 tebal 1,4mm
Jarak jari-jari 5cm
Rp,390,000 s/d 450,000/m

Pagar besi hollow 4x4 tebal 1,4mm
hollow 2x4 tebal 1,4mm
Jarak jari-jari 5cm
Rp,350,000 s/d 400,000. /m

Pagar besi hollow 4x4 tebal 1,2mm
hollow 2x4 tebal 1,2mm
Jarak jari-jari 5cm
Rp,300,000 s/d 350,0000 /m


3. K A N O P I



TIANG besi hollow 4x8 tebal 2mm
FRAME - hollow 2x8 tebal 2mm
JARI-JARI hollow 4x4 tebal 1,6mm
POLYCARBONAT; TWINLITE,REGALON
Rp,435,000 s/d 450,000/m

TIANG besi hollow 4x8 tebal 2mm
FRAME - hollow 2x8 tebal 2mm
JARI-JARI hollow 4x4 tebal 1,6mm
POLYCARBONAT; SKYLITE
Rp,385,000 s/d 450,000/M

TIANG besi hollow 4x8 tebal 1,6mm
FRAME - hollow 2x8 tebal 1,6mm
JARI-JARI hollow 4x4 tebal 1,4mm
POLYCARBONAT; SKYLITE
Rp,350,000 s/d 400,000/m

TIANG besi hollow 4x8 tebal 1,4mm
FRAME - hollow 2x8 tebal 1,4mm
JARI-JARI hollow 4x4 tebal 1,4mm
POLYCARBONAT; SKYLITE
Rp,275,000 s/d 350,000/m

TIANG besi hollow 4x8 tebal 1,4mm
FRAME - hollow 2x8 tebal 1,2mm
JARI-JARI hollow 4x4 tebal 1,2mm
POLYCARBONAT; SUNNYLITE
Rp,370,000 s/d 300,000/m


4. BALKON



Pagar besi hollow 5x5 tebal 2mm
hollow 2x4 tebal 2mm
Jarak jari-jari 8cm
Rp,450,000 s/d 500,000/m

Pagar besi hollow 5x5 tebal 1,6mm
hollow 2x4 tebal 1,4mm
Jarak jari-jari ....cm
Rp,400,000 s/d 450,000/m

Pagar besi hollow 4x4 tebal 1,4mm
hollow 2x4 tebal 1,4mm
Jarak jari-jari 5cm
Rp,350,000 s/d 400,000/m

Pagar besi hollow 4x4 tebal 1,2mm
hollow 2x4 tebal 1,2mm
Jarak jari-jari 5cm
Rp,300,000 s/d 350,000/m


5. TRALIS



Bahan FRAME PLAT STRIP 1’ tebal 5mm
ISI VIRKAN 12
Rp,225,000/m s/d 255,000/m

Bahan FRAME PLAT STRIP 1’ tebal 5mm
ISI VIRKAN 10
Rp,200,000/m s/d 245,000/m

Cara Cepat Menghitung Berat Besi Tanpa Tabel

Berbicara tentang struktur, khususnya struktur beton bertulang, menghitung kebutuhan besi adalah hal pokok yang tidak bisa dihindari, dan lebih-lebih jika hal tersebut dihubungkan dengan RAB (rencana anggaran biaya) maka hal tersebut menjadi sangat penting.

Dalam menghitung berat besi, kadangkala konversi perhitungannya lebih mengarah ke parameter berat (kg) daripada ke parameter jumlah batang (misal : lonjoran), kalau tidak percaya anda boleh jalan-jalan ketoko besi (khususnya yang menjual besi tulangan dan plat) kemudian tanyakan ke penjualnya, untuk beli besi tersebut hitungan harganya berdasarkan jumlah besi yang anda beli ataukah berdasarkan berat dari besi secara keseluruhan yang anda beli ? ( atau kalau dalam istilah tukangnya “lonjoran, bijian ataukah kiloan ???”),

Perumusan praktis untuk menghitung berat besi 
Secara umum perumusan untuk menghitung berat besi adalah :

Vb x Bjb = ….. Kg

dimana : 
Vb = Volume besi (m3)
Bjb = Berat jenis besi = 7850 (kg/m3)

Contoh :

1. Pelat besi dengan ukuran (1m x 1m) dengan tebal pelat 1 mm, hitung beratnya ?
berat besi = (1 x 1 x 0.001) m3 x 7850 kg/m3 = 7.85 kg
(Catatan : 1 mm = 0.001 m) 

2. Base plate dengan ukuran (25 cm x 30cm) dengan tebal plat 12 mm, hitung beratnya ?
berat base plate = (0.25 x 0.30 x 0.012) m3 x 7850 kg/m3 = 7.065 kg

Sampai disini cukup mudah dipahami kan?…..nah sekarang bagaimana perumusannya untuk menghitung berat dari besi tulangan untuk beton?.

Jawabannya :
Caranya sama tidak ada yang beda, intinya adalah volume dikalikan dengan berat jenis besi.

Contoh :

1. Hitung berat besi tulangan diameter 16 dengan panjang 12 meter ?
luas penampang Ø16 = 1/4 (π) d2 = 1/4(3.14)(0.016)2 = 0.00020096 m2
volume Ø16 = luas penampang x panjang batang = 0.00020096 m2 x 12 m = 0.002411 m3 
berat besi Ø16 = Volume x 7850 kg/m3 = 0.002411 m3 x 7850 kg/m3 = 18.93 kg

cukup mudah kan ?, dari cara yang saya uraikan diatas, ada lagi cara yang lebih cepat untuk menghitung berat dari besi tulangan tersebut, yaitu dengan menggunakan perumusan :

Berat besi tulangan = 0.006165 x d2 x L …(Kg)

dimana : 
d = diameter tulangan (mm)
L = panjang batang tulangan (m)

Contoh :

2. Hitung berat besi dari contoh soal no 1, dengan perumusan diatas ?

berat besi Ø16 = 0.006165 x 162 x 12 = 18.93 kg

sama kan hasilnya,..silahkan anda menghitung sendiri dengan mencoba-coba ukuran besi tulangan yang lain, dan saya pastikan bahwasanya dua cara diatas akan menghasilkan hasil yang sama,…buktikan sendiri brow, insya Allah pasti sama.

Nah… sekarang yang menjadi pertanyaan adalah “darimana asal angka 0.006165 dari perumusan diatas?”.

berikut adalah penjabarannya :

Seperti yang sudah saya uraikan diatas, rumus mencari berat besi adalah : Vb x Bjb

dimana 
Vb = Volume besi 
Bjb = Berat jenis besi = 7850 kg/m3 

Jadi berat besi tulangan (penampang bulat) :

= Vb x 7850 kg/m3 
= ( 1/4 x π x d2 x L ) x 7850 kg/m3 
= 1/4 x 3.1415 x d2 x L x 7850 kg/m3 

karena d = diameter tulangan disebutkan dalam satuan milimeter (mm), maka kita konversi dulu ke meter (m), 

d2 = (d x d)…………………….……mm2 

dikonversi ke meter ( 1mm = 0.001 m ) 
= ( 0.001d x 0.001d )
= ( 1x 10-6 ) d2 …………………m2

Sehingga,

= 1/4 x 3.1415 x ( 1x 10-6 ) d2 x L x 7850 
= 0.006165 d2 x L

Jadi perumusan untuk menghitung berat besi adalah = 0.006165 d2 x L

Nb :
Sekedar sebagai perbandingan, berikut saya lampirkan tabel berat besi, silahkan anda mencoba-coba sendiri dengan membuktikan perumusan diatas untuk menghitung berat dari besi tulangan dan bandingkan hasilnya dengan tabel berat besi berikut ini :




warna kuning = menyatakan panjang batang tulangan
warna hijau = menyatakan diameter tulangan

Contoh penggunaan tabel :

1. berat besi dari tulangan dengan diameter 12 dengan panjang 11 meter = 9.77 kg
Cek menggunakan rumus berat besi :

berat besi Ø12 = 0.006165 x 122 x 11 = 9.77 kg …..( sama)

Semoga bermanfaat…

Desain Struktur Baja sesuai SNI-Baja


SNI 03-1729-2002 adalah standar perencanaan untuk struktur baja, judul lengkapnya adalah "Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk Gedung" terbitan Departemen Pekerjaan Umum dan Badan Standar Nasional. Standar ini dalam "kehidupan sehari-hari" biasa dinamakan SNI-Baja, atau lebih lengkap sedikit SNI-Baja-2002. Yaa.. soalnya beberapa perencana kadang masih menggunakan SNI-Baja versi lama, juragan sendiri lupa tahun berapa.Oiya, kalo searching di internet pake keyword "SNI perencanaan baja" hasilnya adalah sebagian besar menyediakan versi digital dari SNI-Baja ini, umumnya sih dalam bentuk pe-de-ef. Nah.. kali ini juragan agak-agak keluar jalur dikit lah. Juragan nggak mau "melayani mentah-mentah". Juragan mau bagi-bagi sedikit karya sederhana juragan dalam mengaplikasikan SNI-Baja tersebut. Spreadsheet ini dibuat di MS Excel 2003, dan harusnya nggak ada masalah ketika dibuka di MS Excel versi 2007 atau yang lebih baru. Emang yang paling baru versi berapa ya? Duh, nggak sempat ngikutin perkembangan Mikroskop Opis. Anyway,.. isi dari spreadsheet ini adalah pengecekan atau perhitungan kapasitas momen lentur dan aksial tekan dari sebuah profil baja. Saat ini juragan baru membuat untuk profil WF dulu. Spreadsheet ini masih dalam tahap pengembangan, jadi mohon dimaklumi.


Preview speradsheet desain baja Sedikit pengantar teori tentang desain baja terhadap momen lentur, hal yang paling dihindari pada sebuah elemen lentur (baca: balok) dari baja adalah keruntuhan karena Tekuk Torsi Lateral. (wuih...) Juragan yakin istilah ini sudah familiar sejak di bangku kuliah kan? Tekuk Torsi Lateral (TTL) terjadi pada kondisi berikut: * Momen utama dipikul oleh sumbu utama (sumbu kuat). Soalnya ada juga momen utama justru dipikul oleh sumbu lemah, seperti dalam kasus balok tidur. Jarang ditemui tapi tidak mustahil terjadi. Mudah-mudahan udah kebayang. Jadi, TTL cenderung terjadi pada balok berdiri, sementara pada balok tidur tidak akan terjadi TTL. * Jarak tumpuan cukup jauh, atau bentang bebasnya cukup panjang. Bentang bebas itu maksudnya bentang yang nggak ada sokongan di tengahnya. * Kelangsingan penampang. Penampang langsing cenderung gampang terserang TTL dibandingkan penampang gemuk. Bagaimana sebenarnya wujud dan rupa TTL itu? Kalau istilah "defleksi balok" atau lendutan balok yang sering kita dengar pada umumnya mengacu kepada "translasi ke arah bawah (gravitasi)", secara balok kan dominan menahan beban gravitasi. Kalo TTL yang terjadi bukan hanya translasi ke bawah, tapi juga disertai puntiran (twist) yaitu rotasi terhadap sumbu penampang, dan kadang ada sedikit translasi ke samping (lateral). Luar biasa berbahaya. Yaa.. biar jelas, juragan bikin sedikit ilustrasi seperti sketsa di bawah.


rangka sederhana Lumayan hancur juga ya gambarnya? Mohon maklum... :D Garis putus-putus berwarna merah itulah kondisi TTL yang juragan maksud. Wah, mungkin nggak jelas ya? Kalo dilihat dari sisi potongan penampang, kira-kira seperti ini bentuknya.

tekuk torsi lateral Mudah-mudahan sudah terbayang. Lantas...apa yang harus dilakukan? Salah satu solusinya adalah dengan memasang sokongan lateral, atau istilahnya kerennya "lateral support". Lateral support bisa mencegah terjadinya TTL. Di dalam SNI-Baja (dan juga AISC), ada batasan yang mengindikasikan apakah terjadi TTL atau tidak, yaitu batasan terhadap jarak antar sokongan lateral, disimbolkan L_b . Sementara batasannya ada 2, yaitu L_p , dan L_r . 1. Jika L_b \le L_p , maka balok tersebut termasuk bentang pendek dimana penampang akan mencapai momen maksimum dalam kondisi leleh plastis sempurna (tanpa mengalami TTL). 2. Jika L_b < L_b \le L_r , maka balok termasuk bentang menengah dimana penampang akan mengalami leleh pada saat mencapai momen ultimate, tapi juga terjadi TTL. 3. Sementara itu, jika panjang L_b > L_p , maka balok termasuk bentang panjang, yaitu balok akan mengalami TTL tanpa leleh terlebih dahulu.


balok anak sebagai lateral support Pada gambar di atas, balok anak bisa berfungsi sebagai lateral support, karena bisa mencegah terjadinya puntiran. Sehingga panjang Lb menjadi setengah dari panjang bentang keseluruhan. L_b ini harus dibandingkan lagi dengan Lp dan Lr .

Spesifikasi Teknis Rangka Atap Baja Ringan


Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :
  1. Rangka utama atas (top chord)
  2. Rangka utama bawah (bottom chord)
  3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
  4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.
Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
  1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
  2. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi),
  3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
  4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
  5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku)
  6. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)

Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:
  1. Pemasangan penutup atap
  2. Pemasangan kap finishing atap
  3. Talang selain jurai dalam
  4. Accesories atap


Persyaratan Material Rangka Atap
Material struktur rangka atap
Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties)
  1. Baja Mutu Tinggi G 550
  2. Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
  3. Tegangan Maksimum 550 Mpa
  4. Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
  5. Modulus geser 80.000 Mpa


Lapisan anti karat :
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis lapisan anti karat (coating):
Galvanised (Z220)
  1. Pelapisan Galvanised
  2. Jenis Hot-dip zinc
  3. Kelas Z22
  4. katebalan pelapisan 220 gr/m2
  5. komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran
Galvalume (AZ100)
  1. Pelapisan Zinc-Aluminium
  2. Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
  3. Kelas AZ100
  4. katebalan pelapisan 100 gr/m2
  5. komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.


Multigrip ( MG )


Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:
  1. Galvabond Z275
  2. Yield Strength 250 MPa
  3. Design Tensile Strength 150 MPa
Brace System (bracing)
  • BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah (bottom chord) pada kuda-kuda baja ringan.
  • LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda baja ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada batang tekan (web),standar teknis mengacu pada desain struktur kuda-kuda tersebut.
  • DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing diagonal antara web pada kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan letak berdampingan.
  • STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan bottom chord kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace berdasarkan perhitungan desain struktur. 


  • Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang membentuk sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan talang dalam (Valley Gutter) untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam minimal 0,45 mm dengan detail profil seperti gambar diatas.




Alat Sambung (Screw)


Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut:
  1. Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
  2. Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
  3. Kepadatan Alur 16 alur/inci
  4. Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
  5. Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm


Kekuatan Mekanikal
  1. Gaya geser satu baut 5,10 KN
  2. Gaya aksial 8,60 KN
  3. Gaya Torsi 6,90 KN


Persyaratan Pra-Konstruksi
  1. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat) .
  2. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang dilampirkan pada dokumen tender.
  3. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.
  4. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
  5. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)
  6. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,
  7. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya). 

Persyaratan Pelaksanaan
  1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.
  2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
  3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
  4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap.
  5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
  6. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
Jaminan Struktural
Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.
Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold formed code for structural steel”(Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996) dengan desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and live loads Combination (Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-self drilling-for the building and construction industries”(Australian Standard 3566)